Saya tidak berhenti jadi jurnalis karena saya akan tetap menulis untuk dibaca siapapun dan dimuat media apapun. Saya hanya berhenti bekerja sebagai wartawan sebagai sebuah profesi yang ada di bawah bisnis media. Kenapa?

SEJAK 30 Desember 2023 sampai 30 September 2024 genap 10 Bulan saya bekerja di anak perusahaan sebuah media besar nasional. Di Lombok Barat, media itu begitu besarnya sampai-sampai apapun yang termuat di dalamnya selalu jadi perhatian. Jika ada yang salah dengan pemberitaan di dalamnya maka komplain yang datang luar bisa. Jika ada seseorang merasa tersudut, telpon saya sudah berdering pagi-pagi sekali.

Sebelum saya bekerja sebagai wartawan, saya hanya sarjana pendidikan (SPd) dari Fakultas MIPA Jurusan Pendidikan Kimia, yang lulus tahun 2012 di Kampus Swasta di Kota Mataram sebut saja IKIP Mataram (yang sekarang menjadi UNDIKMA), biasa habis kuliah yang kesulitan mencari pekerjaan. Saya sementara bekerja sebagai sekretaris PPS Pemilu 2013-2014. Sambil sebagai Ketua TPK PNPM-GSC. setelahnya tahun 2015 mengajar di Sekolah Swasta di Sekotong Sambil jadi Anggota BPD Di desa Eyat Mayang dan Sales Motor Honda, Astra Motor Gerung Tahun 2016, Sekitar September 2016 Saya Menikah yang Allhamdulillah Istri sekarang bekerja sebagai Bidan Desa Sejak Tahun 2019 sampai Sekarang Sebagai Honorer Namanya Hamdiah. kami di Karunia 2 Anak, Pertama Perempuan Bernama Zea Shalvina Rosidi, dan Anak Kedua Cowok Bernama Arsyad Abdillah Rosidi.

Sebagai BPD dan Sales Bulan Agustus Tahun 2016 saya Mundurkan diri sebagai Syarat Ikut Seleksi pada PANSEL SEKDES pada waktu itu.

Ya… Karena Ada Pembukaan PANSEL Perangkat Desa Eyat Mayang Posisi Sekretaris Desa Saya Mundur dari Pekerjaan Salesman. Setelah saya terpilih menjadi Sekretaris Desa. Dengan berbagai Seleksi Dari Administrasi, Tes Tulis dengan 100 soal, Wawancara oleh Pihak Kecamatan, damposramil dan Polsek waktu itu, dan ke Tahap Praktek Komputer yang langsung di Umumkan hasil PANSELnya waktu itu. Seleksi bersama 3 saingan waktu itu. Ada Pak Samiun yang sekarang menjadii Kepala Dusun Jelateng Baru, Ada Pak Sabaah dan Munawir Haris (Kepala Desa Periode 2021-2029). Dan Sekitar Bulan Agustus 2023 saya Mundurkan diri sebagai Sekretaris Desa, dengan Surat Resmi ke Kepala Desa, Kecamatan dan Dinas PMD Kabupaten.

Ya itu sedikit Ceritaku sebelum menjadi atau bekerja sebagai wartawan. Dan Untuk Cerita Sekretaris Desa kita ceritakan Di Part 2. Mulai dari Bangun Kios, Beli Mobil Baru Jual Mobil, Beli Mobil Lagi sampai Jual-Beli Motor di Part-2. 

Kembali ke Cerita kenapa bisa menjadi wartawan. Ya karena sejak kuliah saya memang suka menulis kritik bahkan bernada protes lewat portal yang ditulis di media website

Saya enjoy mendengarkan orang lain membicarakan tulisan saya yang saya sebar tanpa tanggung jawab (karena tidak menyebutkan nama lengkap di Media. Dan Untuk melihat hasil Redaksi / Tulisan Berita Saya bisa dikunjungi  klik πŸ‘‰ REDAKSI BERITA IMRAN ROSIDI

Sejak Kerja di kantor Desa, tidak menyangka saya akan menjadi seorang wartawan walau hanya 10 Bulan. Sesekali saya merasa profesi itulah yang paling tepat untuk saya. Saya lalu dilatih oleh seorang wartawan senior media tersebut.

Foto : Media Yang Pernah Saya Tulis di Media Website www.wartabumigora.id

Sebenarnya ada banyak sekali cerita menarik yang ingin saya sampaikan, tapi sekarang bukan saatnya (mudah-mudahan nanti bisa saya menulis buku tentang pengalaman saya yang pendek sebagai wartawan maupun sekretaris desa massa jabatan 2016-2023). Berbagai pengalaman itu membuat saya merasa mapan sebagai wartawan. Sebab, banyak hal bisa saya dapatkan.

Saya mungkin orang yang terlalu banyak berpikir, tapi itulah saya. Ketika saya memilih berhenti dan mulai ikut mencari rekrutmen kerja di tempat lain, maka itulah hasil pemikiran saya tentang tingginya derajat dan harkat diri pribadi. Saya pernah membaca sebuah buku yang menyarankan agar jangan berhenti di satu tujuan hanya karena takut kehilangan hal lain yang sesungguhnya bukan inti dari tujuan itu sendiri.

Apa sebenarnya tujuan saya? Saya tidak punya tujuan, saya punya cita-cita ideal (yang itu lebih jauh dari tujuan).

Jadi, salah satu alasan kenapa saya berhenti sebagai wartawan adalah karena saya takut tidak bisa berhenti sebagai wartawan. Bukan karena saya korupsi atau menggelapkan uang perusahaan, diancam orang yang tersudut berita saya. Saya juga berhenti bukan karena kecewa atas gaji atau beratnya pekerjaan seorang wartawan. Semua hal yang berkaitan dengan kewartawanan tidak satu pun mendorong saya untuk berhenti jadi wartawan.

Dunia kewartawanan bagi saya begitu pintar, lugas, cerdas, lincah, banyak akses, punya kekuatan, punya kemudahan, punya banyak kenalan dan sebagainya. Tidak semua rela meninggalkan itu semua karena sebagian akan merasa kehilangan hampir seluruh kekuatannya. Ingat, saya tidak akan berhenti menulis, saya jurnalis meski bukan wartawan lagi…Dan sebagai jurnalis saya pun punya derajat dan martabat yang sama dengan para wartawan yang bersahaja!

Dan Untuk Sekarang Saya lebih cenderung membuat Berita melalui Kanal Pribadi saya. Seperti Akun Facebook dan YouTube. Silahkan  Dikunjungi Akun Saya atas nama IMRAN ROSIDI.

Tinggalkan Balasan