Sekotong, Lombok Barat– Pulau Lombok, Bukan Hanya Di kenal Dengan Pulau 1000 Masjid, Namun Pulau Lombok dikenal berbagai macam upacara yang bersifat ritual adat, seperti peristiwa kelahiran anak, sunatan, perkawinan, kematian, dan lainnya. Dan adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur secara turun temurun itu, hingga kini masih tetap lestari, dan terus dipertahankan.
Bagi masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok, kelahiran seorang anak merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan yang harus ditandai dengan berbagai pelaksanaan ritual dan adat.
[ BACA JUGA ]
- Nilai CAT seleksi PPK Kecamatan Lembar Sudah Diumumkan. Ini Hasilnya
- Lombok Kembali Diguncang Gempa dengan kekuatan 5,2 SR
- KPU Kabupaten Lombok Barat Membuka Pendaftaran Badan Andhoc Untuk Pilkada 2024
- Pengurus Daerah Pemuda NWDI NTB Rekomendasi Sitti Rohmi Djalilah (Ummi Rohmi) Menuju NTB 1
- Rekrutmen CASN 2024 akan Dibuka, MenPAN RB Minta Tenaga Honorer dan THK II Segera Diangkat Jadi PPPK
Menurut salah seorang tokoh masyarakat di Sekotong Lombok Barat, Ibu Hajjah Sumiatun Sekaligus Bupati Lombok Barat Periode 2023-2024, dalam video unggahan akun Facebook milik @M.Rasid. beliau didampingi H. Lalu Daryadi (Mamiq Dar) mengatakan dalam usia kandungan sudah 7 bulanan, rangkaian adat yang penting dilakukan yakni dalam tradisi suku Sasak lombok, harus klipatan 7 (tujuh)
“Nanti akan dimandikan di 7 titik sumur yang berbeda, Bunga 7 warna, makanan yang direbus dari hasil bumi paer lombok, bikin rujak, nanti kita buat wayang, dan pecah kelapa oleh bapaknya si anak” Ucap Hj. Sumiatun
Kurang lebih itu yang beliau sampaikan dalam video tersebut (lebih jelas, tonton video diatas), kenapa ada cerita dari Tokoh Sekotong tersebut, Ya.! kebetulan beliau nanti hari rabu-kamis, (22-23/5/2024), digedeng sekotong /Kediaman beliau akan ada acara tasyakuran walimatul atau Syukuran Usia 7 Bulanan Kandungan menantunya (Istri) dari Lalu Ivan Indaryadi, selaku DPRD Kabupaten Lombok Barat, yang akan dihadiri para tokoh selombok barat dan luar lombok (orang penting). Sebelumnya beliau memberi santunan ke anak yatim dan jompo.
Ditempat yang berbeda, Salah Satu Tokoh Adat Lombok mengatakan, tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun yang masih dilestarikan oleh masyarakat lombok, bahkan masyarakat Jawa.
“Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan keselamatan bayi yang dikandung dan ibu hamil,” katanya
Ia menjelaskan, rangkaian acara mituq, kalau di Jawa disebut tingkeban terdiri dari beberapa kegiatan, di antaranya:
- Mandi kembang, yaitu ibu hamil dimandikan dengan air kembang tujuh rupa.
- Pemasangan tibo dodo (ikat pinggang), yaitu ibu hamil diikat pinggangnya dengan kain tibo dodo yang terbuat dari benang tujuh warna.
- Pemberian seserahan, yaitu pemberian barang-barang kebutuhan bayi dari pihak keluarga suami.
- Doa bersama, yaitu doa bersama untuk keselamatan bayi dan ibu hamil.
Beliau menambahkan, acara syukuran 7 bulanan merupakan momen penting bagi keluarga, terutama bagi ibu hamil.